Bocah kecil berlari mengejar mimpi

Dibawah terik matahari dia menyanyi

Lagu balada menyayat hati

bocah kecil berperang melawan kehidupan

Menangis karena luka tersayat sembilu

Bocah kecil terus bernyanyi

menunggu recehan datang menghampiri

bak pungguk merindukan bulan

Recehan tak pernah datang

Bocah kecil berlari mengejar mimpi

Mengusap peluh menetes di dahi

Perut lapar tak bisa kenyang

Dahaga di tenggorokan disiram keringat

Baju lekat berbau penguk

Kaki kotor berteman japit

Bocah kecil memandang langit yang muram

Meminta jangan turunkan hujan

Takut tak dapat receh

Kena marah tangan manusia yang membelinya

Namun air terlanjur jatuh

Bocah kecil menangis

Tak henti meski ada senyum menghias pipi

Bocah kecil terus menangis

Takut nanti malam kelaparan

Bocah kecil berteman jalanan berteriak lantang pada dunia.

Kapan cerita balada berakhir untuknya.

Angin membelainya mesra

Menenangkan jiwa yang gulana.

Warna pelangi memberi keindahan

Mendinginkan amarah dijiwa yang kecewa

Bocah kecil tetap tak berdaya

Diam menunggu hujan diluar reda

Bocah kecil pengejar mimpi terus berlari mengejar mimpi

Tak ada kata menyerah tercecer dipinggir jalan

Nasib berubah mujur

Uang recahan mulai datang

Ada senyum menghias pipi

Hanya sebentar langsung memudar

Recehan hilang melayang sekejap mata

Tak ada sisa disaku celana

diambil tangan manusia yang telah membelinya

Bocah kecil hanya terdiam

Saat mimpi bak fatamorgana

Tak pernah terkejar meski larinya sudah kencang

Hilang lenyap meski sudah diraih