Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Cerita Cinta Arumi dan Adit  2

Cerita Cinta Arumi dan Adit 2

Arumi beserta rombongan sudah sejak pagi sampai di lokasi perkemahan. Tiap-tiap regu membangun kemahnya sendiri. Hari pertama mereka di Serang hanya diisi dengan pengisian buku saku. Sedangkan malam harinya, diisi dengan acara sharing antara senior dan yunior. Begitu acara sharing berakhir, peserta diminta untuk istirahat malam.

Acara pada hari berikutnya adalah kegiatan jelajah alam. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling disukai peserta pada setiap acara kemah tahunan. Pada jelajah alam kali ini peserta harus menyusuri hutan dan sungai di sekitar lingkungan perkemahan. Biasanya acara ini memang yang paling menyenangkan. Peserta akan melewati beberapa pos yang sudah disiapkan oleh panitia. Dan hampir di setiap pos yang peserta lewati ada out bondnya, sehingga peserta bisa belajar sambil bermain. Out bond ini memang ditujukan untuk membangun berbagai karakter pada peserta kemah kali ini.

Sebelum keberangkatan Arumi mengingatkan semua panitia dan peserta agar berhati-hati saat melakukan perjalanan. Beberapa regu sudah mulai melakukan perjalanan. Arumi sendiri hanya bertugas memantau jalannya kegiatan.

Hari sudah siang. Arumi sedang duduk di depan tenda bersama beberapa panitia yang bertugas menjaga tenda. Adit sendiri tampak sibuk membuat mie rebus. Perutnya sudah tak kuat lagi menahan lapar, maklum pesanan nasi bungkus sampai sekarang belum juga datang. Dan beberapa panitia yang lain terlihat asyik tiduran sambil mendengarkan musik.

Tiba-tiba dari arah seberang jalan Doni dan Asep berjalan cepat menuju ke arah tenda. Mereka membawa peserta cewek yang terus memegangi tangannya. Dia tampak menangis karena menahan rasa sakit. "Kenapa? "Tanya Arumi. " Jatuh Arumi. Tangannya membentur batu di atas sungai. Pak Guru kemana?" Tanya Doni. "Pak guru ijin pulang. Nanti ke sini lagi sore." Jawab Arumi. "Waduh gimana nih. Intan kesakitan, tangannya bengkak. Aku takut tangannya patah." Jelas Doni. Mereka tampak kebingungan sambil sesekali menenangkan Intan.

"Ada apa? " Tanya Adit. Mendengar suara ribut Adit yang sedari tadi ada di dapur berjalan mendekat ke arah Arumi. " Ada yang jatuh tadi. kita khawatir dia patah tulang."Jawab Doni. Mendengar penjelasan Doni Adit tampak manggut-manggut. "Gimana ini Arumi. Dia harus segera di bawa ke rumah sakit." Ucap Doni dengan wajah penuh ke khawatiran. Sementara itu intan terus meringis kesakitan sambil terus memegangi tangannya.

"Gimana ya? " tanya Arumi. Dia tampak kebingungan tak tahu harus mengambil keputusan apa. Kalau dibiarkan menunggu pak guru, takut nanti terlambat penanganan. Mau dibawa ke rumah sakit tak tahu siapa yang harus mengantar. Melihat Arumi dalam kebingungan Adit langsung menawarkan bantuan.

" Ya udah biar aku yang mengantarkan dia ke rumah sakit. Oh ya dik Intan sekalian menghubungi keluarganya ya. Kita ke rumah sakit Goeteng. Bilang sama orang tua kita bertemu di sana." Usul Adit memberikan solusi. Semua diam memikirkan usul Adit. Arumi, Doni, dan Asep akhirnya menyetujui usul Adit.

Cewek cantik yang bernama Intan itu segera naik ke atas motor Adit. Arumi hanya memandangi pacarnya itu dari jauh. Ada rasa tidak nyaman dihatinya membiarkan Adit mengantar cewek yang lebih cantik darinya itu ke rumah sakit. Bukan cemburu, tapi takut Adit tergoda dengan pesona Intan. Kalau dilihat-lihat Intan memang masuk kategori cewek yang cantik. Dia memiliki kulit putih bersih, hidung mancung dan bibir yang tipia. Rambutnya hitam lurus dan tubuhnya tinggi proporsional. Ahh...Arumi segera membuang jauh-jauh perasaan tidak nyaman dalam hatinya. *** Jam sudah menunjukkan angka 18.00 WIB, matahari mulai tenggelam, azan Maghrib mulai berkumandang, namun batang hidung Adit belum juga kelihatan. Arumi mulai gelisah. Dia mulai khawatir dengan keberadaan Adit. Arumi takut terjadi apa apa di jalan. Kalau hanya mengantarkan ke rumah sakit, mestinya sudah dari tadi Adit kembali. Berkali-kali Arumi melongok kearah jalan, berharap Adit muncul di depannya. Namun harapan Arumi tak kunjung terjadi. Sementara itu tak ada sinyal di Serang tempat mereka kemah. Tentu saja ini membuat Arumi tak bisa menghubungi Adit.

Kali ini Arumi benar-benar khawatir tingkat dewa. Malam mulai datang, angin dingin mulai menusuk kulit, jarum jam terus bergerak menjauhi angka 8. Adit belum juga kembali. Arumi tak tahu harus berbuat apa. Arumi pun bermaksud membuat kopi untuk memberinya sedikit energi melawan kegelisahan yang dia miliki. Arumi segera beranjak menuju dapur. Belum jauh dia beranjak dari tempatnya, suara motor Adit terdengar mendekat ke arahnya. "Alhamdulillah." Batin Arumi. Lega rasanya melihat Adit baik-baik saja. "Koq lama banget Dit?" Tanya Arumi. "Iya. soalnya aku tadi ikut ngantar Intan ke rumahnya." Jawab Adit santai. "Koq? " Wajah Arumi pun berubah. Arumi menampakkan tidak sukanya dengan jawaban Adit. " Kenapa. Kamu cemburu ya?" Tanya Adit, sambil tersenyum menggoda Arumi. " Bukannya aku cemburu, cuma perhatian kamu terlalu berlebihan padanya. Kenapa mesti mengantar ke rumahny?" Arumi masih cemberut. Melihat Arumi cemberut Adit pun tertawa. "Tahu gak, kamu itu jelek banget kalau cemberut. hehehe." Canda Adit. "Biarin." Jawab Arumi ketus. Arumi membalikkan badannya. Dia bermaksud untuk meninggalkan Adit seorang diri. Namun Adit segera menarik tangannya. Bak di dunia sinetron Arumi pun terpaksa membalikkan badannya ke arah Adit. Arumi masih saja cemberut saat kedua tangannya dipegang oleh Adit.

"Arumi cantik gak boleh cemburu. Percayalah padaku, kalau aku tak akan pernah berpaling darimu meski beribu bidadari menggodaku." Rayu Adit. "Bohong. Tadi aja suruh nganterin ke rumah sakit, malah nganterinnya sampai pulang ke rumah. Kalau gak tergoda apa namanya? " Arumi tampak emosi. Rasa cemburu dalam hati mulai menguasainya. " Aku itu tadi pulang ke rumah dulu. Coba lihat baju yang aku pakai, beda kan." Jelas Adit. Mendengar penjelasan Adit, Arumi pun segera melihat baju yang dikenakan Adit. Arumi langsung tersenyum. "Hehehe, Aku suka melihat kamu cemburu." ledek Adit. "Tapi kamu beneran tadi ngantar ke rumah Intan? " Tanya Arumi penasaran. " Tidak lah. Aku cuma mengantarkan Intan sampai rumah sakit. Begitu orang tuanya datang, aku langsung pulang." Mak nyesss rasanya hati Arumi mendengar pengakuan Adit. Keduanya langsung bergabung dengan teman-teman yang lain. Acara api unggun sedang berlangsung. Begitu melihat Arumi datang bersama Adit, teman-teman langsung meminta mereka untuk menyanyi duet seperti biasanya.

Ya ampun..... so sweeeeeettt....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

He...he...cemburu ya?

06 Mar
Balas

iya tuh

07 Mar

Waduh ikut tegang, jangan jangan Adit tergoda sama Inran, hehehe. Bisa aja Bunda mih. Sukses selalu dan barakallah fiik

06 Mar
Balas

hehehe... meski Arumi tidak cantik ternyata Adit tetep setia... sukses selalu bunda dan barakallah

06 Mar

Wah.. Asyik2 ceritanya.. Lanjuut.... Barakallah...

06 Mar
Balas

yuhuuu... semangat bunda... sukses selalu

07 Mar

Alur cerita mulai naik ke episode jelous .... Salam Jum'at Barakah.

08 Mar
Balas

Salam jumat berkah pak Mardi... sukses selalu

08 Mar



search

New Post