Elegi Indira-1
Indira harus menerima kenyataan bahwa ia terlahir dari hasil perselingkuhan bapaknya yang bernama Yudhi dengan seorang wanita berusia muda. Menurut cerita yang pernah di dengarnya, Pada saat Yudhi berumur sekitar 50 tahunan. Yudhi jatuh cinta dengan gadis belia yang seumuran dengan anaknya. Mengetahui kenyataan itu tentu saja istrinya merasa kecewa. Hatinya begitu terluka.
"Bagaimana mungkin kamu jatuh cinta dengan gadis yang lebih pas jadi anakmu, Mas?" Teriak Yati dengan tangis yang tak bisa lagi ditahannya. Amarahnya memuncak. Pengabdiannya sebagai istri yang telah merawat anak-anaknya benar-benar tak dihargai. Kesetiaan yang dia berikan pada Yudhi pun seakan tak berarti.
"Sudahlah Yati. Aku minta maaf. Aku berterima kasih dengan kasih sayangmu pada anak-anakku. Aku juga berterima kasih dengan kesetiaanmu dalam mendampinginya. Tapi aku merasa bahagia dengannya. Dan aku benar-benar mencintainya." Yudhi berusaha untuk menenangkan Yati dengan berusaha jujur kepadanya. Tak ada yang bisa dilakukan Yati. Dia hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada. Kedua anaknya sendiri sudah menyatakan tidak suka dengan sikap bapaknya yang menduakan ibunya. Namun Yudhi tetap kekeh berhubungan dengan Imel.
Memang tak sulit untuk Yudhi membuat Imel jatuh cinta padanya, meski umurnya terpaut jauh dengannya. Saat itu Yudhi pengusaha sukses dengan uang yang berlimpah. Dengan uang, wanita muda seperti Imel akan mudah bertekuk lutut padanya.
Sekian lama menjalin hubungan, gadis belia yang bernama Imel itupun hamil. Keluarganya menuntut Yudha untuk menikahinya. Tentu saja hal ini membuat Yudhi kalang kabut. Masalah ini pun di diskusikan dengan Yati istrinya. Nasi sudah menjadi bubur. Yati hanya bisa pasrah dengan keadaan yang harus dihadapinya. Yati harus menerima kenyataan diceraikan oleh Yudhi agar bisa menikah dengan Imel yang terlanjur hamil.
"Baiklah, Mas. Aku rela kamu ceraikan. Yang penting sekarang kamu tetap bertanggung jawab pada anak-anakmu." Ucap Yati lirih. Air matanya jatuh.
Tak bisa dibayangkan bagaimana kepedihan yang harus Yati rasakan saat itu. Ia mendapati suaminya berselingkuh dan kemudian dia diceraikan tanpa ada satu kesalahan pun yang dilakukannya. Namun dia berusaha untuk tegar. Yati tak ingin anak-anaknya bersedih dengan keterpurukannya. Melihat kenyataan ini, kedua anaknya benar-benar terpukul. Mereka begitu benci dengan bapaknya yang telah menyakiti ibunya.
Tak berapa lama dari perceraiannya dengan Yati, Yudhi pun menikahi Imel. Yati memilih keluar dari rumah yang sudah ditinggalinya bersama Yudhi dan anak-anaknya selama ini, dan kembali ke rumah orang tuanya yang telah lama ditinggalkannya.
***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Yati oh yati
hehehe... Yati sabar ya..
Yati, yang kuat ya. Mungkin itu saatnya Allah tunjukkan padamu siapa Yudhi sebenarnya. Ada hikmah apa di balik itu, Allah yang tahu. Diceraikan tanpa melakukan kesalahan, berarti akan banyak kesalahan jika terus bersamanya. Hiks...hiks...hiks. Awasss ya, Bunda Yanisa, jangan macem-macem...hehehhe. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.
Hihihi...Tapi udah di nikahin lagi ama abah Legimin... sukses selalu bunda dan barakallah
Mantaps Bund, ditunggu episode berikutnya. Sukses selalu dan barakallah fiik
Terima kasih bunda.. sukses selalu bunda dan barakallah
Siap menunngu episode berikutnya bu Ayu.. bravo...
Oke bunda... semangat.... otw
terus terang aku jadi melow membaca kisah spt ini, maklum saya guru ipa, jadi selama ini suka abai sama perasaan, tapi di gurusiana tulusannya banyak yang baper. jadi ikut kebawa arus. Melow.
hehehe...Yang penting jangan sampai nangis... malu di liat temen... sukses selalu
siip ....lanjutkan salam literasi
oke.. semangat.... salam literasi