Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjemput Fajar-1

Menjemput Fajar-1

Sejak kecil Ali sudah hidup dalam keprihatinan. Ia dilahirkan di dalam keluarga yang sangat sederhana. Bapaknya berprofesi sebagai penjaring ikan di sungai. Sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Ali mempunyai satu kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Kakaknya sudah beberapa tahun merantau ke Jakarta. Sedangkan adiknya yang kecil baru berumur 3 tahun.

Sejak Ali berumur 7 tahun, Ali sering diajak bapaknya ke sungai untuk menjaring ikan. Karena usianya yang masih kecil, Ali tak pernah ikut menjaring ikan di sungai. Dia hanya melihat bagaimana bapaknya bekerja menjaring ikan. Paling-paling Ali hanya di suruh menunggui ikan hasil tangkapan bapaknya supaya tidak lepas lagi ke sungai. "Ikannya sudah banyak apa belum Li?" Tanya bapaknya. "Lumayan pak." Jawab Ali sambil menguap. Melihat anaknya menguap, bapaknya pun tersenyum. "Kamu ngantuk Li?" Tanya bapaknya. "Gak koq. "Jawab Ali menutupi. Kalau sudah begini biasanya bapaknya akan segera menuju ke tepi. Bapaknya akan melihat kumbu yang berisi ikan tangkapannya. Kalau dirasa cukup untuk membeli kebutuhan makan esok hari, bapaknya akan langsung mengajak Ali pulang. ***

Ali memang belum pernah menjaring ikan, namun Ali paham benar bagaimana menjaring ikan di sungai. Ilmu itu dia peroleh pada saat menemani bapaknya menjaring ikan. Ali tahu betul kapan saat yang tepat untuk menjaring, di mana ikan suka berkumpul, sampai pada pantangan yang dilakukan oleh seorang penjaring saat berada di sungai,

Memancing ikan memberikan banyak pengalaman untuk Ali kecil. Mulai dari pengalaman menyenangkan karena mendapatkan ikan berlimpah, sampai pada pengalaman yang menakutkan. Pernah satu hari Ali diajak njaring ikan oleh bapaknya. Waktu itu musim mijah. Musim yang paling di nanti oleh para penjaring ikan. Biasanya pada musim mijah ini ikan dewasa yang akan berkembang biak dengan cara menepi ke tepi sungai untuk meletakkan telurnya. Karena berada ditepi sungai maka penjaring ikan akan dengan mudah menangkapnya. Sehingga biasanya hasil tangkapan ikan pada musim mijah ini lumayan banyak.

Wajah rembulan nampak cantik menghiasi langit malam. Bintang-bintang bertaburan memancarkan sinar kerlap kerlip manambah keindahan malam. Angin bergerak perlahan menyentuh tubuh Ali kecil. Dan dinginnya malam mulai nakal menusuk masuk sampai ke tulang Ali. Diambilnya sarung bapak yang sengaja di bawanya dari rumah. Ali kecil segera mengerudungkan sarung ke tubuhnya agar dingin malam tak berani mengusiknya lagi.

Seperti biasanya Ali berada di tepi sungai menunggui ikan yang ada di kumbu hasil tangkapan bapaknya. Melihat hasil tangkapan bapaknya banyak dan besar-besar, Ali sangat bahagia. Namun kebahagiaan Ali terusik saat tiba-tiba saja Ali mendengar ada suara seperti desis ular. Dan benar saja, tak berselang lama, tampak gerakan ular sanca dari semak-semak menuju ke tepi sungai tak jauh dari tempat Ali berdiri. Sepertinya ular tadi bermaksud mencari makan dengan mengambil ikan yang memang banyak berada di tepi sungai. Melihat kedatangan ular tersebut Ali sempat berteriak. Tentu saja Ali sangat takut. Ular itu sebesar pahanya dengan panjang hampir lima meter. "Ulaaaar.... " Teriak Ali. Mendengar terikak Ali. Bapaknya menoleh ke arah Ali. Bapaknya sangat kaget, ada rasa khawatir jika anaknya jadi mangsa ular tadi. Orang-orang yang ada di situ pun matanya terbelalak melihat kedatangan ular yang begitu besar. Tadinya Ali akan melangkah pergi menjauhi ular tadi, namun bapaknya segera memberi isyarat agar Ali tetap diam dan jangan bersuara dengan tangannya. Sementara penjaring lainnya ikut terdiam menunggu apa yang akan dilakukan ular tersebut. Meski mereka semua diam, namun ereka semua bersiaga jika nanti secara tiba-tiba ular tadi menyerang Ali.

Jantung Ali berdetak kencang. Kakinya gemetaran. Ali berusaha menahan napasnya agar tidak terdengar oleh ular itu. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Ingin sekali Ali lari menjauh, namun dia takut ular itu mengejarnya dan kemudian menggigitnya. Waktu seolah melangkah begitu pelan, menunggu apa yang akan terjadi. Beruntunglah, nasib baik masih berpihak pada Ali. Selang beberapa menit kemudian ular itu seperti menyadari keberadaan manusia di sekelilingnya. Perlahan-lahan ular itu pun pergi menjauh. Dia kembali berjalan menuju ke semak-semak dimana dia tadi datang.

Begitu ular itu tidak kelihatan lagi Ali langsung mendekat ke arah bapaknya. Ditariknya napas dalam-dalam demi membuang semua kekhawatiran. Lega rasanya saat tahu Ali sudah terbebas dari ancaman ular besar yang tadi berada di dekatnya.

Setelah malam itu Ali kecil sempat takut pergi lagi ke sungai. Ada sekitar dua minggu Ali lebih memilih tinggal di rumah bersama Emaknya dari pada njaring ikan di sungai. Bapaknya mencoba untuk membujuknya supaya Ali tidak trauma. "Yang penting hidup itu pasrah sama yang di atas. Di manapun tempat kita berada sesungguhnya bencana itu siap datang. Tinggal kita jangan sampai lupa untuk meminta perlindungan dan pertolongan dari sang pencipta." Bapaknya Ali memberikan nasehat untuk putranya agar menjadi laki-laki pemberani. Mendengar nasihat bapaknya, jiwa Ali tergugah. Dia hilangkan semua takut dan kekhawatiran yang kerap muncul di hatinya. Saat itu naluri menjadi penjaring ikan memintanya untuk kembali datang ke sungai. Ali kecil dengan penuh keberanian kembali menemani bapaknya pergi menjaring di sungai. ****

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat Ali..kita bisa....keren Bunda Yanisa... Barakallah

08 Mar
Balas

Terima kasih bunda sukses selalu bunda dan barakallah

08 Mar

Mantaaaffff jiwaaaa, Bunda. Pesan yang bagus. Jazakillah khoir. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.

08 Mar
Balas

Semangat... sukses selalu bunda dan barakallah

08 Mar

Cerita yang penuh makna...Sukses terus Bu Yanisa.. Barakallah...

08 Mar
Balas

Terima kasih bunda... semangat... sukses selalu bunda dan barakallah

08 Mar

Mantap cerita anaknya bunda. Barakallah

08 Mar
Balas

Terima kasih bunda. sukses selalu bunda dan barakallah

08 Mar



search

New Post