Yanisa Yuni Alfiati

Guru SMA Negeri 1 Padamara Mapel Biologi Unnes ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjemput Fajar-4

Menjemput Fajar-4

Pagi-pagi benar Emak bersiap berangkat ke pasar. Emak akan menjual ikan hasil tangkapan Ali semalam. Seperti biasa Emak membangunkan Ali untuk bersiap ke sekolah. Namun Ali tak kunjung mau bangun dari tidurnya.

"Emak berangkat aja dulu." Terang Ali pada Emaknya.

" Ya udah. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat ke sekolah ya Li." Emak segera beranjak pergi.

Sesampainya di pasar, harapan Emak ikan hasil tangkapan anaknya laris tak bisa di raih. Ikannya hanya laku dua tusuk.

Sisa ikan yang masih banyak membuat Emak bingung. Dia sudah berjanji pada Ali akan membeli buku untuknya. Namun uang ditangan hanya cukul untuk beli beras. Itu pun tanpa lauk. Beruntung Emak ketemu yu Tinah pemilik warung. Dia mau membeli ikannya tapi bayarnya dengan cara memotong utang Emak. Alhamdulillah, meski masih belum lunas yang penting ikan hasil tangkapan Ali habis.

Sepulang dari pasar Emak melihat Ali masih tidur di kamarnya.

"Kamu gak sekolah Li?" Tanya Emak sambil mengusap keringat yang menetes di keningnya.

"Gak Mak. Ali malu belum punya buku. Emak sudah beli bukunya Mak?" Ali melihat ke arah tas yang dibawa Emaknya.

"Maafkan Emak Li, tadi ikannya hanya laku dua tusuk. Untung yu Tinah mau membayar ikannya meski dengan memotong utang Emak di warungnya. Emak gak dapat uang Li. Gak bisa beli buku." Terang Emak. Ada raut kesedihan di wajah Emak. Emak sangat menyesali apa yang terjadi hari ini. Tak seharusnya Ali mendapatkan kenyataan ini. Ali sudah berusaha semalaman mencari ikan untuk membeli buku. Namun ternyata takdir berkata lain. Ali tetap tak bisa membelinya.

Tubuh Ali lemas mendengar penjelasan Emaknya. Meski dia kecewa tapi Ali tak ingin menunjukkan di depan Emaknya.

"Gak apa-apa mak. Alhamdulillah kita bisa membayar utang ke yu Tinah." Ali segera bangkit dari tempat tidurnya. Ditutupinya rasa kecewa diwajahnya. Dia tak ingin membuat Emak bersedih. Ali pun menuju ke meja makan. Sedari pagi Ali belum makan, sehingga wajar jika perutnya lapar. Emak melihat langkah gontai Ali. Matanya berkaca-kaca. Tak tega rasanya melihat Ali yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga itu kecewa.

***

Ali sudah bersiap untuk berangkat njaring ikan di sungai. Diciumnya tangan ibunya sebagai tanda Ali pamitan. Emak segera mengusap kepala Ali penuh kasih sayang.

"Hati-hati ya Li." Pesan Emak pada Ali.

"Mulai besok Ali tidak mau sekolah lagi Mak." Ali berbicara lirih. Kepalanya menunduk. Air mata Ali jatuh di atas tanah. Dia tahu apa yang diucapkan ini akan menyakiti perasaan Emaknya.

"Kenapa kamu bilang begitu Li. Sebentar lagi kamu ujian. Emak janji besok Emak akan beli buku." Mata Emak berkaca-kaca. Dia begitu menyesal tak bisa membelikan Ali buku sehingga Ali putus asa dan tak mau sekolah lagi.

" Tidak apa apa Mak. Ali akan cari pekerjaan lain untuk membantu mencari uang tambahan pada siang harinya. Malamnya Ali akan tetap njaring Mak. Biar Emak tidak kekurangan uang dan bisa membayar utang ke Yu Tinah." Jawab Ali.

Tangis Emak pun pecah. Emah begitu terharu mendengar apa yang Ali ucapkan barusan. Dipeluknya Ali yang juga menangis. Bagaimana pun Ali sebenarnya masih ingin bersekolah.

"Ali juga malu mak, diejek teman-teman dengan panggilan tukang njaring."

Ibunya tak bisa berhenti menangis. Sebagai orang tua dia benar-benar merasa bersalah.

Kemiskinan telah membuat Ali berpikir untuk berhenti sekolah. Padahal Emak sangat berharap Ali bisa sekolah yang tinggi. Batin Emak menjadi marah pada bapaknya Ali yang telah membiarkan Ali menjadi tulang punggung keluarga. Selama tiga tahun merantau di Jakarta, bapaknya itu hanya pulang tiga kali pada saat lebaran saja. Itu pun tak banyak uang yang di berikan padanya.

Emak terus saja menangis sambil mengusap rambut Ali. Mata Ali pun basah. Mungkin memang sudah takdir Illahi jika mereka harus menghadapi semua ini. Ali harus berhenti sekolah saat ujian hanya menghitung bulan.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aliiiii..., jangan berhenti sekolah. Kau harus kuat, nak. Lanjuuut, Bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

18 Mar
Balas

hihihi... iya bunda... sukses selalu bunda dan barakallah

18 Mar

Hik..hik..Ali jangan menangis ..Percayalah Allah bersama orang yang sabar...

09 Mar
Balas

Iya bun... Ali akan terus bersabar dan bersabar.. . sukses selalu bunda dan barakallah

09 Mar

Beserta kesulitan pasti ada jalan keluar buat Ali, ayo bunda Yanisa berikan jalan keluar buat Ali... Salam sukses, sehat dan penuh barakah.

11 Mar
Balas

Bismillahirrahmanirrahim... Saya coba pak Mardi... hehehe sukses selalu

17 Mar

Ya Alllah Ali.... Ali..... ayo semangat !!! He.. he... sukses bu Yuni...

09 Mar
Balas

Iya bunda... sukses selalu bunda dan barakallah

09 Mar



search

New Post