Peri kecilnya sakit

Panasnya tubuhnya begitu menyengat

Seperti panasnya mentari saat berdiri diujung kepala berjarak hanya sejengkal saja

Perempuan itu gugup

khawatir dengan apa yang terjadi

Peri kecilnya menggigil

Katanya dingin

Jantung perempuan itu berdetak dengan irama tak teratur.

Rasa takut terjadi sesuatu dengan peri kecilnya telah mengikat napasnya

Dada perempuan itu terasa penuh, sesak tak ada ruang untuk menghela

Perempuan itu terombang-ambing oleh perasaan ragu

Tak tahu langkah mana yang harus di pilih untuk meredam sakit yang mendera peri kecilnya.

Anaknya sakit menjerit mengharapkan sentuhan bunda

Untuk meringankan sakit yang mencabik-cabik seluruh sendi yang menyusun badan

Tangan perempuan itu sekarang membatu

Tak bisa memberikan kelembutan untuk membuat peri kecilnya tenang

Perempuan itu butuh dokter

Agar mengusap sakit yang ada hingga hilang tak berasa

Namun tak ada rupiah tersimpan di sakunya

Uang itu tak pernah mau datang untuk menemuinya

Tak ada seorang pun yang menolong untuk memberi uang sekedarnya

Perempuan itu terdiam tak bisa bersuara

Ohhh.... Tuhan....

Tubuh anak perempuan itu kejang

bibirnya membiru matanya nanar tak tentu yang dilihat

Air mata perempuan itu jatuh

Berharap tangan malaikat datang dan mengambil sakit dari tubuh peri kecilnya yang malang

Perempuan itu pun terdiam

tak berfikir tak beranjak tak merasakan

semua gelap tak ada suara begitu senyap

Keringat dingin membasahi tubuhnya bak terguyur tetes air salju yang jatuh perlahan

Membekukan hati perempuan

Tak ada tangis meski berita kematian telah datang memasuki ruang kupingnya

Peri kecilnya telah tertidur

Dipeluk sang ayah yang terlebih dahulu lelap