Saat Kecewa Memeluk Jiwa
Rasa kecewa
Telah mengaduk-aduk ruang kosong di dalam hati yang kini ditinggal pergi oleh cinta yang bertahta sebelumnya.
Rasa kecewa
Telah memuntahkan amarah dalam jiwa yang penuh luka seperti gunung meletus memuntahkan lahar panasnya.
Rasa kecewa
Tak peduli lagi fatamorgana itu sirna hilang dari pandangan mata yang selama ini menggodanya
Rasa kecewa
Memudarkan guratan-guratan rindu terbasuh oleh titik-titik air mata sang pembawa pesan duka nestapa di dalam jiwa
Rasa yang saat ini hadir karena sikapmu yang berubah bak bunglon menginjak tanah.
Rasa yang saat ini datang karena perhatianmu memudar bak pelangi diujung senja
Aku yang merasakan sepi sendiri berpeluk prasangka tak berujung
menikmati setiap sentuhan rasa kecewa yang ada.
Pedih, lirih tak bersuara
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hi...hi..aku tak bisa berpuisi seperti yang lain....
Ini juga baru belajar bun.. tanya ama guru bhs Indonesia di sekolah... gurunya langsung 3...hehehe... sukses selalu bunda
Namun, rasa kecewaku padamu jadikan cintaku pada-Nya tumbuh subur. Meski aku malu, seakan jadikan Dia hanya tempat pelampiasan kecewaku. Sungguh, aku tahu kini betapa aku tak pantas mengagungkan kecewaku padamu. Karena ada Dia yang tak pernah kecewa meski aku berulangkali mengecewakan-Nya. Uhhhuuuuiiii. Salam sehat dan sukses selalu, Bunda Yanisa. Barakallah.
Mantulllll bunda...yes..yes sukses selalu bunda dan barakallah
Kecewaku berbeda dengan kecewanya bunda Rai dan Bunda Pipi.... Kecewaku menunggu lanjutan menjemput fajar yang tak kunjung terbit.... kecewa...kecewa... he he he aku ndak bisa bikin puisi bunda yanisa... Salam sehat dan sukses selalu
belum dapat inspirasi bun... hehehe... suka ngilang sendiri... dicari gak ketemu-ketemu ya udah belajar nulis puisi... sukses selalu bunda dan barakallah
Kecewa yang kualami begitu mendalam, kecewa yang kurasakan begitu menyayat, kecewa yang kuterima begitu dahsyat, namun kuyakin Dia berikan penawarnya, ahayyyyyy. Sukses selalu dan barakallah fiik
Gkgkgk... semua jadi pandai berpuisi... bak pujangga meniup seruling bernada cinta hehehe... mantulllll bunda sukses selalu dan barakallah